Friday, 23 May 2014
Profil DPR RI Hasil Pemilihan Legislatif Tahun 2014 : Tifatul Sembiring
Nama Lengkap : Tifatul Sembiring
Alias : Tif | Tifsembiring | Tifatul
Agama : Islam
Tempat Lahir : Bukittinggi, Sumatra Barat
Tanggal Lahir : Kamis, 28 September 1961
Warga Negara : Indonesia
Istri : Sri Rahayu
Anak : Sabriana, Fathan, Ibrahim, Yusuf, Fatimah, Muhammad, Abdurrahman
BIOGRAFI
Tifatul Sembiring merupakan seorang politikus. Saat ini, dalam Kabinet Bersatu Jilid II, ia menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informasi. Sebelum menjabat sebagai seorang menteri, ia merupakan Presiden Partai Keadilan Sejahtera. Saat itu, ia menggantikan Hidayat Nur Wahid yang mengundurkan diri karena terpilih menjadi Ketua MPR.
Tifatul merupakan lulusan dari Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Informatika dan Komputer (STI&K) Jakarta. Ia mempunyai gelar insinyur komputer. Saat masih menjadi mahasiswa, ia dikenal sebagai seorang aktivis. Ia sempat tergabung dan menjadi aktivis di Pelajar Islam Indonesia (PII).
Sebelum terjun dalam bidang yang ia geluti saat ini yaitu politik, ia sempat menjadi karyawan di PT PLN. Di sana ia bekerja di bidang telekomunikasi dan pemrosesan data.
Tifatul merupakan anak asli dari Sumatra. Orang tuanya berasal dari Suku Karo dan Minangkabau. Ia menikah dengan Sri Rahayu dan memiliki 7 orang anak, yaitu Sabriana, Fathan, Ibrahim, Yusuf, Fatimah, Muhammad, dan Abdurrahman.
Di sisi lain sebagai seorang politikus, Tifatul merupakan seorang pendakwah. Dulu, saat masih menjadi mahasiswa, ia dikenal pula sebagai seorang aktivis dakwah kampus. Di forum inilah, ia bertemu dan mengenal sang istri. Pekerjaannya sebagai politikus dan pendakwah mengharuskannya berada di luar rumah dengan waktu yang cukup lama.
Namun, hal ini cukup dipahami oleh anak-anaknya serta istrinya. Meskipun ia mempunyai jadwal yang cukup padat, ia mengaku selalu berusaha meluangkan waktu dengan keluarganya. Ia tak keberatan, jika anak-anaknya memberinya masukan ataupun kritik. Dengan begitu, ia berkata bahwa anak-anaknya tak akan merasa asing dengan ayahnya meskipun ia sibuk.
Tifatul mengaku bahwa berkarir dalam dunia politik merupakan ibadah dan pengabdian kepada umat. Sehingga, ia berusaha menjalankan pekerjaan ini dengan sebaik-baiknya dan sejujur-jujurnya.
Selain itu, ia juga mempunyai usaha yaitu penerbitan. Di sana, ia direktur sekaligus penulis. Ia menamai perusahaannya dengan Asahuddin Press, Jakarta.
Menginjak usia 50 tahun, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring meluncurkan Biografi berjudul Sepanjang Jalan Dakwah. Buku setebal 623 halaman ini mengupas lengkap perjalanan perjuangan Tifatul Sembiring semasa hidupnya hingga ia dipercaya memangku jabatan sebagai salah satu menteri di dalam Kabinet Indonesia Bersatu jilid II.
PENDIDIKAN
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Informatika dan Komputer (STI&K) Jakarta
KARIR
Menteri Komunikasi dan Informatika
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) (2005)
Pejabat Sementara Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) (2004)
Ketua DPP PKS Wilayah Dakwah I Sumatera
Humas Partai Keadilan
Pendiri Partai Keadilan
PT PLN dalam bidang telekomunikasi dan pemrosesan data
Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring dan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Irman Gusman, siang ini, Minggu 28 Februari 2010, resmi bergelar 'Datuak di Minang'.
Tifatul Sembiring menyandang gelar 'Datuak Tumangguang' dari Suku Koto, sedangkan Irman Gusman dinobatkan sebagai 'Datuak Rajo Nan Labiah' dari Suku Pisang.
Tifatul dikukuhkan sebagai datuak di Kenagarian Tabek Sarajo, Kecamatan IV koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Sedangkan pelewaan gelar datuak Ketua DPD RI dilakukan dalam acara adat' Baralek Gadang Batagak Pangulu' di Medan Nan Bapaneh, Kenagarian Guguk.
Pemberian gelar adat ini dihadiri Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, pejabat daerah, serta sejumlah perantau Minang. Secara adat, pelewaan gala (gelar) ini juga dilakukan pada 46 tokoh Minang.
Menurut Budayawan Minang Wisran Hadi, pengukuhan seseorang sebagai datuak diharapkan dapat memberikan fungsi positif bagi daerah. "Namun karena yang dikukuhkan ini pejabat politik, tidak bisa dinafikan kalau hal ini berbau politik," kata Wisran Hadi
Wisran enggan berkomentar banyak tentang kental aura politik dalam pengangkatan kedua tokoh Minang tersebut sebagai datuak.
"Bagaimanapun mereka pantas untuk menjadi kepala suku bagi sukunya masing-masing. Apakah ini berbau politik, hal itu wajar saja orang menilai demikian karena mereka tokoh politik," ujar peraih SEA Write Award tahun 2000 dari kerajaan Thailand ini.
Menurutnya, Tifatul dan Irman berhak menyandang gelar datuak dari sukunya masing-masing yang memiliki fungsi untuk memajukan kaumnya. Di Minang, ujarnya, ada tiga gelar datuak berdasarkan pemberiannya: turun temurun berdasarkan matrilineal seperti yang diperoleh Tifatul; gelar dari pihak ibu yang diberikan ke anaknya; gelar penghormatan.
Gelar penghormatan ini pernah diberikan keluarga kerajaan Pagaruyuang pada ketua MPR Taufiek Kiemas. "Gelar sangsako ini tidak akan mengurangi arti dari datuak itu sendiri. Biasanya diberikan pada tokoh-tokoh nasional," kata Wisran Hadi.
0 komentar:
Post a Comment